Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang pola perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan media online sebagaI sumber informasi untuk menyelesaikan tugas akademiknya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kehadiran peneliti, wawancara dengan melaui setting lokasi, informan penelitian. Teknik analisa data menggnakan Model analisis data yang dilakukan adalah flow model analysis. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Adapun teknik analisis memiliki tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan yang merupakan implikasi dari prinsip induktif penelitian. Kesimpulan diverivikasi selama penelitian berlangsung guna memperoleh kebenaran tentang sebuah data dan informasi. Hasil penelitian, 1. Mahasiswa mampu menyadari kebutuhan informasinya khususnya dibidang akademik .2. tidak semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma mampu menyeleksi informasi dengan baik. 3. Mahasiswa rata-rata melakukan penelusuran informasi menggunakan media online atau internet yang akurat dan bisa untuk dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kebutuhan informasi akademiknya. 4. Mahasiswa telah mampu menentukan kebutuhan informasi akademiknya. 5 Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi yang telah diseleksinya untuk membantu permasalahan yang sedang dihadapinya atau sharing informasi ke sesama teman yang membutuhkan dalam konteks pemenuhan kebutuhan informasi yang berkaitan dengan perkuliahan informasi internal. 6. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi untuk pemenuhan kebutuhan akademik internal perkuliahan dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan informasi internal kebutuhannya. 7. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi sangat sesuai dengan model yang dikenalkan oleh Kuhlthau. Kata Kunci Perilaku Informasi, Penelusuran Informasi, Media On-line Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Prosiding Seminar Nasional “Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan” Malang, 10 Oktober 2018 Prosiding Seminar Nasional “Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan” Malang, 10 Oktober 2018 Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp seratus juta rupiah. Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp lima ratus juta rupiah. Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp satu miliar rupiah. Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp empat miliar rupiah. Prosiding Seminar Nasional “Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan” Malang, 10 Oktober 2018 Program Studi Ilmu Perpustakaan FS UM 2018 Prosiding Seminar Nasional Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan Editor Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Reviewer Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Adi Prasetyawan, Taufiq Kurniawan, SIP, Setiawan, Penanggung Jawab Prof. Dr. Heri Suwignyo, ISBN Tata Letak Salman Desain Sampul Salman Penerbit Program Studi Ilmu Perpustakaan FS UM Redaksi Ged. E7 Fakultas Sastra FS Universitas Negeri Malang UM Jl. Semarang 5 Malang Malang E-mail Hak Cipta dilindungi Undang-undang All Rights Reserved Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit Committee Director Prof. Dr. Heri Suwignyo, Moh. Safii, Steering Committee Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Setiawan, Organizing Committee Moh. Safii, Dwi Novita Ernaningsih, Adi Prasetyawan, Taufiq Kurniawan, SIP, Setiawan, Zeni Istiqomah, SIP., Amalia Nurma Dewi, Drs. Darmono, Inawati, Sokhibul Ansor, Andi Asari, SIP, MA. Lidya Amalia Rahmania, Drs. Dwi Sugianto, Drs. Dwi Saksomo. Dra. Hj. Ida Lestari, Kata Pengantar Literasi digital yang merupakan bagian dari literasi informasi merupakan kemampuan seseorang mengetahui kapan dia membutuhkan informasi, mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi. Literasi digital sangat dibutuhkan untuk menghadapi banjirnya informasi information flooding di berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Era digital saat ini literasi informasi terkait konteks berada dalam tataran literasi digital. Pengguna media sosial sebagian besar dari kalangan remaja. Selama ini mahasiswa berselancar di dunia maya, mendapatkan banyak informasi dari berbagai sumber, namun informasi itu belum tentu benar dan terkadang juga berita bohong. Yang lebih mengkhawatirkan adalah berita ataupun informasi yang bersifat fitnah dan ujaran kebencian. Derasnya informasi yang tidak dibekali dengan kemampuan literasi yang memadai dinilai menjadi salah satu penyebab peredaran hoax yang semakin meluas. Presiden Jokowi pada tanggal 22 Januari 2017 menyatakan bahwa Pemerintah terus perangi hoax, sehingga dijadikanlah hoax sebagai wabah nasional. Ketua Umum Masyarakat Telematika Mastel menyatakan peningkatan literasi masyarakat dinilai bisa atasi wabah hoax. Kerja sama berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga komunitas, untuk menyediakan sumber informasi yang valid, diharapkan bisa membantu meningkatkan literasi masyarakat. Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dalam hal ini ingin berkontribusi kepada negara dan perkembangan ilmu perpustakaan secara khusus, untuk menjawab tantangan jaman berkaitan dengan permasalahan literasi selama ini. Masalah timbul sampai pada maraknya hoax karena rendahnya tingkat literasi informasi di masyarakat. Meningkatnya kemampuan literasi informasi tidak hanya melawan hoax, tetapi membentuk pribadi sebagai pembelajar sepanjang hayat. Moh. Safii, Ketua Pelaksana Daftar Isi Halaman Judul ....................................................................................................... Tim Redaksi Commite Kata Pengantar Daftar Pustaka Ada Etika Bukan Cuma Logika Analisis Budaya Organisasi Pustakawan Perpustakaan Pusat Nurul Chamidah .................................................................................................. 1 Affect of service Mutu Kinerja Pustakawan Dalam Pelayanan Jasa Di Perpustakaan Ahmad Rijal Pahlevy .......................................................................................... 20 Aktivitas Perilaku Pencari Informasi E-Journal Dalam Website di Kalangan Mahasiswa Masriyatun ........................................................................................................ 44 Cybrarian Menjawab Tantangan Era Disrupsi Di Perpustakaan Lidiya Filza Yasinta, Elok Rizki Khusnul Khotimah, Distwenti Refina ................................................................................................ 52 Diseminasi Informasi Berbasis Media Sosial Pada Perpustakaan Digital Budaya Indonesia Rahmat Fadhli, Husein Saeful Insan, Miftahunnisa’ Igiriza .............................. 60 Gaya Kepemimpinan Karismatik Pustakawan Di Era Disruptif Mutia Indriyani, Nurul Hidayatul Laili, Dien Rahmadina Putri ......................... 68 Gerakan Literasi Sekolah Terstruktur Untuk Mengembangkan Keterampilan Abad 21 Kusmiati ............................................................................................................. 76 Implementasi Repair Café Di PerpustakaanUmum Reza Mahdi, HanunAdlan, Fery Wahyu Ramadhan .......................................... 85 Internet of Things Implementasi Dalam Perpustakaan Lucky Kurniawan, Ovandio Iqbal Firdaus .......................................................... 93 Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Di Bagian PPID Bapenda Pemprov Jabar Wenda Ifani Hamidah,,Ninis Agustini Damayani, Agus Rusmana .................... 99 Kebijakan Sensorship Di Perpustakaan Sekolah Siti Fatmawati, Octarina Nugrahaningtyas, Puspa Paramita......................... 107 Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa JIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Farhan Bukhori, Tamara Adriani-Salim ........................................................... 117 Kesiapan Pustakawan Dalam Menghadapi Era Teknologi Informasi Astika, Ziyana Walidatus Sholihah .................................................................. 127Layanan Centre Of Culture Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Lokal Melalui Perpustakaan Umum Daerah Mifta Olievia Wardhani, Ratna Aulia Sari ....................................................... 136 Learning Resource Center SMP Al Izzah Internasional Islamic Boarding School, Kota Batu Mengunakan Model Literasi 7 Langkah Knowledge Management Sokhibul Ansor, Wahyu Eka Nurhandini ......................................................... 142 Literasi digital Perilaku Digital Native dalam memanfaatkan Cloud Library Elfinnida Nurul Komaril Asyarotin, Nabilla Ifada Maulidya, Yulinar Ayu Dewanti ........................................................................................ 154 Mempermudah Kinerja Masyarakat Dengan Menggunakan Perpustakaan Digital Milu Mega Vamilia, Rista Rahmatiastiti, Siti Rohiimaa .................................. 219 Mengembangkan Kompetensi Pustakawan di Era Digital Sebagai Upaya Menjaga Keberlangsungan Profesi Alifia Cahyaning tyas Aritra, Finda Imalasari, Nadia Aprilia Gude ................................................................................................................ 162 Pemanfaatan Fasilitas Literacy Corner Di Terminal Strategi Literasi Di Era Disrupsi Evi Aprilia Sari, Anggi Pratiwi .......................................................................... 169 Pembuatan Video Humor Sebagai Sarana Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi Melalui Media Sosial Instagram Aulia Rahman, Fajar Romadhoni, Mahendra Panji Daniswara ....................................................................................................... 178 Peran Netizen Dalam Menghadapi Era Disruptif Sensasi Berada di ruang Tanpa Ruang Erninda Qurrotaa’yun, Milati Kamila Ulfa, Zahrotul Hurriyyah ......................................................................................................... 186 Perilaku Pencarian Informasi Orang Tua Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Anak Di Perpustakaan Umum Kota Malang Riyani, Dwi Novita Ernaningsih ....................................................................... 202 Pola Perilaku Mahasiswa Dalam Melakukan Penelusuran Informasi Dengan Memanfaatkan Media Online Sebagai Sumber Informasi Untuk Penyelesaian Tugas Akademik Bakhtiyar ......................................................................................................... 215 Promosi Perpustakaan Melalui Video Advertising Guna Meningkatkan Pemasaran Jasa Perpustakaan Umum Karina Okta Bella, Putri Larasati ..................................................................... 227 Repositori Perpustakaan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Malang Sebagai Wadah Dalam Penyimpanan Dan Pengumpulan Lokal Konten Civitas Akademika Muhammad Salmanudin Hafizh Shobirin, Iqbal Anwar Zakaria ............................................................................................................ 234 Strategi Pengembangan Literasi Sekolah Dengan Memanfaatkan Metode Pembelajaran Brainstorming Di Sekolah Violita Dea, Wilujeng Ayu Wulandari ............................................................. 244 Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Local Content Di Perpustakaan Studi Deskriptif Tentang Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Local Content Di Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Ari Hardiman, Farah Ruqayah......................................................................... 251 User Experience Sebagai Terobosan Perpustakaan Menghadapi Net-Generation Rosiana Nurwa Indah, Miftahunis aIgiriza, Rifqi Zaeni Achmad Syam .................................................................................................. 260 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 215 POLA PERILAKU MAHASISWA DALAM MELAKUKAN PENELUSURAN INFORMASI DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA ONLINE SEBAGAI SUMBER INFORMASI UNTUK PENYELESAIAN TUGAS AKADEMIK Bakhtiyar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya E-mail ABSRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang pola perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan media online sebagaI sumber informasi untuk menyelesaikan tugas akademiknya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kehadiran peneliti, wawancara dengan melaui setting lokasi, informan penelitian. Teknik analisa data menggnakan Model analisis data yang dilakukan adalah flow model analysis. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Adapun teknik analisis memiliki tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan yang merupakan implikasi dari prinsip induktif penelitian. Kesimpulan diverivikasi selama penelitian berlangsung guna memperoleh kebenaran tentang sebuah data dan informasi. Hasil penelitian, 1. Mahasiswa mampu menyadari kebutuhan informasinya khususnya dibidang akademik .2. tidak semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma mampu menyeleksi informasi dengan baik. 3. Mahasiswa rata-rata melakukan penelusuran informasi menggunakan media online atau internet yang akurat dan bisa untuk dipertanggungjawabkan untuk memenuhi kebutuhan informasi akademiknya. 4. Mahasiswa telah mampu menentukan kebutuhan informasi akademiknya. 5 Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi yang telah diseleksinya untuk membantu permasalahan yang sedang dihadapinya atau sharing informasi ke sesama teman yang membutuhkan dalam konteks pemenuhan kebutuhan informasi yang berkaitan dengan perkuliahan informasi internal. 6. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi untuk pemenuhan kebutuhan akademik internal perkuliahan dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan informasi internal kebutuhannya. 7. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi sangat sesuai dengan model yang dikenalkan oleh Kuhlthau. Kata Kunci Perilaku Informasi, Penelusuran Informasi, Media On-line Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 216 PENDAHULUAN Kebutuhkan informasi merupakan bagian dari tuntutan kehidupan manusia. Rozinah 2012 mengungkapkan bahwa tingkat kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Tingkat kebutuhan informasi mengakibatkan adanya perbedaan perilaku setiap pengguna informasi dalam melakukan penelusuran informasi. Menurut Sulistyo Basuki dalam Draakuskus, 2012 Temu kembali informasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai, sebagai jawaban berdasarkan kebutuhan pemakai.“Temu balik informasi” merupakan istilah generic yang mengacu temu balik dokumen atau sumber data dari fakta yang dimiliki unit informasi atau perpustakan. Kemajuan teknologi informasi komunikasi ICT membawa dampak perubahan mendasar dalam memenuhi kebutuhan informasi. Keberadaan media online sebagai sumber informas, menjadikan mahasiswa di perguruan tinggi negeri maupun swasta semakin dimudahkan dalam pemenuhan kebutuhan informasi untuk menunjang proses belajar mengajar. Mahasiswa merasa lebih nyaman menggunakan internet untuk mengerjakan tugas-tugasnya akademisnya, sebab media online sebagai salah satu sumber informasi yang memiliki kelebihan dibandingkan sumber-sumber informasi lainnya, lebih efisien, kecepatan dalam memperoleh informasi, biaya yang murah, keberadaan sumber informasi yang melimpah, praktis dan fleksibel karena dapat diakses di mana saja dan kapan saja . Internet menjadi salah satu alternatif yang telah digunakan oleh mahasiswa selain perpustakaan. Ketiadaan referensi di perpustakaan juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan mahasiswa mencari jalan cepat dan mudah untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Cara penelusuran informasi pada media online, cukup memasukkan kata kunci yang diinginkan pada salah satu media online yang digunakan, maka akan muncul begitu banyak hasil penelusuran yang diinginkan Rifefan, 201415.Keberadaan internet membuat penyelesaian tugas akademik terasa lebih praktis, mempermudah mahasiswa mencari dan memperoleh berbagai referensi dan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan dari uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tentang pola perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu P0litik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan media online sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan tugas akademisnya. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana menurut Moleong 20104 bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menggunakan metode deskriptif berarti berarti peneliti menganalisa data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya Moleong, 201011. Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 217 B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan beberapa metode sebagai berikut 1. Observasi. Metode ini adalah proses langsung mengamati subyek penelitian mengenai kondisi lapangan, manusia, dan situasi secara langsung. Memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek Moleong, 2010175. 2. Kehadiran Peneliti. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrumentdan dengan teknik pengumpulan data participant observation observasi berperan serta. Sugiyono, 20135. 3. Wawancara. Adapun macam-macam wawancara yaitu menurut Esterberg dalam Sugiyono, 201373. meliputi a. Wawancara terstruktur. b. Wawancara semi terstruktur c. Wawancara tak terstruktur. d. Dokumentasi. D. Informan Penelitian Informan adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2015218.Pertimbangan penting adalah kriteria mahasiswa yang menjadi informan yakni 1. Informan merupakan mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya disemua jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2. Informan merupakan mahasiswa semester tujuh dan delapan. 3. Informan bukan merupakan orang awam pada media online. Paham mengakses internet menggunakan dekstop dan perangkat mobile. 4. Informan aktif menggunakan media online minimal mengakses internet 5 kali dalam seminggu. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 empat mahasiswa sebagai informan yang dianggap representatif mewakili populasi.. E. Teknik Analisis Data . Model analisis data yang dilakukan adalah flow model analysis model analisis data berlangsung atau mengalir. Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 201391 mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Peneliti menggunakan analisis flow model yang dikemukakan oleh Miles dan Hubberman dalam Sugiyono, 2015247. Teknik analisis ini memiliki tiga komponen, yaitu 1. Reduksi data. 2. Penyajian data. 3. Kesimpulan. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Perilaku Informasi Wilson dalam Barus, 2011 menyatakan terdapat empat istilah dalam perilaku informasi yakni Information behaviour, information seeking behaviour, information searching behaviour dan information use behaviour. Dari keempat istilah tersebut menurut Wilson paling luas cakupannya adalah Information Behaviour, selanjutnya information seeking behaviour dan terakhir information searching behaviour. Information behaviour merupakan totalitas hubungan manusia dengan sumber dan saluran informasi, termasuk penelusuran informasi aktif dan pasif dalam penggunaan informasi. Information seeking behaviour merupakan upaya menemukan informasi sebagai konsekuensi dari kebutuhan informasi untuk memenuhi beberapa tujuan. Dalam perjalanan menemukan, para individu Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 218 berinteraksi dengan sistem informasi manual seperti surat kabar atau perpustakaan, atau dengan sistem berbasis komputer seperti World Wide Web. Sedangkan information searching behaviour adalah perilaku penelusuran informasi ditingkat mikro yang digunakan pencari ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Bakhtiyar, 2017370 B. Permodelan Pola Perilaku Informasi Model pola perilaku pencarian informasi adalah gambaran langkah-langkah dari tindakan aktivitas mencari informasi. Adapun model perilaku informasi Bakhtiyar, 2017370-371 yaitu; 1. The Big 6 dikembangkan oleh dua pakar bernama Robert e berkowitz dan Michael B. Einsberg pada tahun 1987. Berkowitz dan Einsberg menamai model literasi informasi ini dengan the Big 6 Einsberg 2004. 2. Seven Pillar, model dibuat oleh SCONULL dan pertama kali keluar pada tahun 1999. Model ini mengkombinasikan ide mengenai kemampuan yang meliputi mengklarifikasi dan mengilustrasikan hubungan antara informasi keterampilan dan keahlian TI, dan gagasan tentang kemajuan. SCONUL, 20071. 3. Empowering Eigth adalah model literasi informasi yang dihasilkan dari pertemuan dua workshop di Srilangka tahun 2004 dan di india tahun 2005 Wijetunge 2005. 4. Adapun model umum perilaku informasi menurut Wilson. Barus 2011 mengungkapkan dalam teori Wilson dapat dilihat bahwa perilaku informasi merupakan proses yang berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan informasi dalam kehidupan seseorang. Kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi perilaku mencari informasi, melainkan harus dipicu terlebih dahulu oleh pemahaman seseorang tentang persoalan dalam hidupnya. Kemudian, kebutuhan informasi berubah menjadi aktivitas mencari informasi, ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu a. Kondisi psikologis seseorang. b. Demografis. c. Peran seseorang di masyarakatnya. d.Lingkungan e. Karakteristik sumber informasi.5. Kuhlthau Information Seeking, dikembangkan oleh Carol Kuhlthau 200490 yaitu seorang profesor dibidang ilmu perpustakaan dan informasi pada University New Jesery. Menurut Kuhltau dalam Barus, 2011 Model proses pencarian informasi terbagi enam, yaitu. 1. Tahap Inisiasi. Tahapan ini muncul ketika seseorang menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu. Tahap inisiasi ditandai oleh perasaan tidak pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengkaitkan situasi yang dihadapi dengan pengalaman yang dimilikinya dari masa lampau yang berhubungan dengan pencarian informasi. 2. Tahap Seleksi. Pada tahap ini pencari informasi mulai merasa optimis, karena informasi yang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah diketemukan dengan berbagai kriteria seperti kepentingan pribadi, persyaratan dalam tugastugas yang harus diselesaikan, sumber informasi yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Pada tahap ini seseorang mulai berdiskusi dengan temantemannya, dan mulai melakukan pemilihan informasi secara lebih sistematis. 3. Tahap Eksplorasi. Selesai melalui tahap seleksi, pengguna informasi mengalami kebingungan dan perasaan yang tidak pasti karena adanya keragu-raguan yang semakin meningkat. Keraguan ini disebabkan konsep yang ada dalam pikiran pengguna informasi terhadap kebutuhan informasi tidak relevan dengan informasi yang didapat. Untuk mengatasi masalah tersebut pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya-upaya menemukan titik orientasi yang dapat membantu untuk menemukan sisi pandang Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 219 yang sesuai dengan kepentingannya. 4. Tahap Formulasi. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan, karena perasaan tidak pasti mulai terkikis dan rasa percaya diri mulai tumbuh. Pola pikir mereka sudah terfokus untuk memilih ide-ide dari informasi yang dikumpulkan untuk membentuk topik yang sedang ditekuninya. 5. Tahap Interaksi. Tahap ini merupakan tahap interaksi antara pemakai dengan fungsi-fungsi sistem yang paling efektif dan efisien. Aktifitasnya adalah menghubungkan informasi yang terkumpul dengan kebutuhan sekaligus menyeleksi informsi yang relevan dengan kebutuhan.6. Tahap Presentasi. Tahap ini merupakan tahap puncak dari pencarian informasi yang akan berakhir dengan dua kemungkinan, merasa puas atau sebaliknya. C. Kebutuhan Informasi Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Tidak semua materi pelajaran yang disampikan dosen bisa ditangkap dan dimengerti oleh para mahasiswa. Mahasiswa menyadari dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan melakukan penelusuran informasi. Ido Adi Kurniawan mengatakan bahwa “Aku sangat tidak tergantung pada dosen bagaimana dia menjelaskannya, tetapi inti atau yang penting-penting saja yang saya catat, apabila terdapat hal-hal yang tidak kupahami, maka aku langsung bertanya pada keluarga atau sesama teman, baru kemudian aku bertanya langsung kepada dosen. Contohnya saja aku bertanya tentang Undang-Undang perpustakaan, seharusnya aku bertanya langsung ke dosen. Agar lebih pas atau sreg, aku membaca juga di berbagai majalah, koran, internet.” Wawancara, 12 Desember 2017. Hasil wawancara yang tetera di atas menggambarkan bahwa tidak semua mahasiswa mau bertanya dan berdiskusi langsung kepada dosen yang bersangkutan. Mahasiswa lebih baik memilih alternatif jawaban lain dengan cara mereka sendiri-sendiri. Berbagai tugas yang diberikan oleh para dosen, menjadi ajang latihan bagi mahasiswa untuk menemukan penyelesaian, yang kemudian menjadi pengetahuan terbaru bagi mahasiswa. Rozinah 20128 menjelaskan bahwa informasi sesuai dengan ciri-cirinya, memiliki sifat membenarkan yang berhubungan dengan kenyataan. Bila informasi yang ada salah tetapi penerima mempercayainya, maka informasi itu bisa dikatakan benar. Informasi memiliki cara pembaharuan, yakni sesuatu yang baru bagi penerima informasi, memperbaharui atau memberikan tambahan informasi yang telah ada. Qonita Fi Aunillah menyatakan bahwa “Sumber-sumber informasi tidak pasti dan harus dari internet tetapi juga bisa dari jurnal, buku-buku, perpustakaan, kampus,orang terdekat dan seminar.”Wawacara, 5 Januari 2017 Dari hasil wawancara tersebut, menggambarkan dengan pasti bahwa perpustakaan sebagai sumber informasi yang sebenarnya, tidak menjadi pilihan utama sebagai sumber informasi bagi para mahasiswa. Media online atau internet menjadi sumber utama dalam penelusuran informasi, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa sumber informasi terdapat dimana-mana seperti di waork shop, diskusi panel. seminar, konferensi,organisasi atau institusi, dan lain sebagainya. Yusup 200916 menjelaskan bahwa sumber informasi ada dan tersedia di mana-mana, di rumah, sekolah, lembaga-lembaga atau suatu organisasi komersial, pasar, buku-buku, surat kabar, majalah, perpustakaan, dan tempat- Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 220 tempat lainnya. hakekatnya, dimana suatu benda atau peristiwa berada, disana dapat terwujud atau tercipta informasisi. Sebagai mana pendapat Setiarso dalam Rozinah, 20128 yang menyatakan bahwa sumber informasi juga terdapat pada1. Manusia. 2. Organisasi. 3. Literatur, meliputi a. Literatur primer b. Literatur sekunder Boettcher dalam Barus, 2011 mengatakan bahwa kegiatan perkuliahan merupakan suatu strategi pembelajaran, yang pada dasarnya dilakukan dengan dialog/komunikasi disertai dengan beberapa kegiatan-kegiatan lainnya. “Keingintahuan dari diri saya terhadap informasi itulah, yang mendorong untuk dapat melakukan penelusuran informasi”, ungkap Wincono Adi. Demikian juga pernyataan yang senada dilontarkan oleh Qonita Fi Aunillah yang menyatakan bahwa; “Saya terdorong mencari informasi karena kewajiban-kewajiban berupa tugas-tugas dari para dosen”Wawancara, 21 Januari 2018. Hasil wawancara terlihat menggambarkan bahwa motivasi pencarian informasi, masih sangat dominan dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal. Artinya mahasiswa melakukan information seeking, masih dominan bergantung faktor-faktor tugas dari para dosen. Krech, Crutchfield, dan Ballachey dalam Ready, 2016 menjelaskan adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi mencari pengetahuan, bagaimana agar dapat memecahkan masalah tersebut. salah satu cara yang harus dilakukan adalah mencari tambahan pengetahuan melalui berbagai media informasi. Sedangkan Terry dalam Ready, 20016 menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu a.Tujuan si penerima. b. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data. c. Waktu. d. Ruang dan tempat. e. Bentuk.f. Semantik. D. Perilaku Penelusuran Informasi Mahasiswa Model penelusuran informasi menurut Kuhltau sebagai acuan penelitian ini. Ada 6 enam tahap, yaitu Tahap Inisiasi, Tahap Seleksi, Tahap Eksplorasi, Tahap Formulasi, Tahap Interaksi, Tahap Presentasi. Dalam modelnya, Kuhltau menggambarkan proses kegiatan pencarian informasi yang dimulai dari tahap kesadaran seseorang terhadap kebutuhan informasi sampai dengan tahap hingga mengakhiri pencarian informasi karena sudah dapat menemukan informasi. E. Tahap Inisiasi Tahapan ini muncul ketika seseorang menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu. Tahap inisiasi ditandai oleh perasaan tidak pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengkaitkan situasi yang dihadapi dengan pengalaman yang dimilikinya dari masa lampau yang berhubungan dengan pencarian informasi. Firman Sugiarto menyatakan bahwa;“Menyadari terhadap kebutuhan informasi akademik, biasanya saya tidak mengerti dari penjelasan dosen atau tugas akademik. Tatkala informasi belum saya ketahui, jadi saya berusaha mencari tahu informasi itu. Sedangkan Ido Adi Kurniawan mengatakan bahwa; “Apabila informasi itu sangat penting buaku, tentu berupaya untuk mencari tahu dan biasanya untuk menyelesaikan tugas akademik. Wawancara, 30 januari 20 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 221 F. Tahap Seleksi Pada tahap ini pencari informasi mulai merasa optimis, karena informasi yang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah diketemukan dengan berbagai kriteria seperti kepentingan pribadi, persyaratan tugas-tugas yang harus diselesaikan, sumber informasi yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Ido Adi Kurniawan menyatakan bahwa “ Buat aktivitas seleksi informasi,saya mencari sumbernya yang jelas yakni ke jurnal. Jadi informasi saya ambil yang penting-penting saja, jadi yang bermanfaat saja yang saya ambil..” Wawancara, 6 Pebruari 2018 G. Tahap Eksplorasi Selesai melalui tahap seleksi, pengguna informasi mengalami kebingungan dan perasaan yang tidak pasti karena adanya keragu-raguan yang semakin meningkat. Keraguan ini disebabkan konsep yang ada dalam pikiran pengguna informasi terhadap kebutuhan informasi tidak relevan dengan informasi yang didapat. Guna mengatasi masalah pola pikir, mereka mulai mengarahkan pada upaya menemukan titik orientasi yang membantu untuk menemukan sisi pandang yang sesuai dengan kepentingannya. Qonita Fi Aunillah berpendapat bahwa; “Browsing dan membaca buku, tanya kepada teman, selalu membutuhkan informasi yang akurat, saya selalu tidak langsung saja mencari di internet, persoalannya sangat tergantung nama webnya. Jika di blogspot biasanya kurang akurat, Jadi saya mencari di net,.id, .com atau ke jurnal online. Atau saya bertanya kepada kakak, orang tua, galibnya yang lebih tahu tentang informasi yang saya butuhkan.” Wawancara, 6 Pebruari 2018 H. Tahap Formulasi Tahap formulasi merupakan tahap yang sangat menentukan. Adanya perasaan yang tidak pasti, lambat laun terkikis dan selanjutnya rasa percaya diri mulai berkembang. Pola pikir para mahasiswa sudah mulai terfokus untuk dapat memilah dan memilih ide-ide dari berbagai informasi yang telah dikumpulkan, untuk selanjutnya dapat membentuk topik yang sedang digelutinya atau ditekuninya. Jadi telah terdapat satu pengkrucutan informasi sehingga menjadi satu fokus topik bahasan dalam aktivitas akademiknya. I. Tahap Interaksi Tahap ini merupakan tahap interaksi antara pemakai dengan fungsi-fungsi sistem yang paling efektif dan efisien. Aktifitasnya adalah menghubungkan informasi yang terkumpul dengan kebutuhan sekaligus menyeleksi informasi yang relevan dengan kebutuhan. Wincono Adi menyatakan pendapatnya bahwa “Sharing infomasi ke teman-teman dan jikalau ada yang membutuhkan ya saya sebarkan, contohnya terdapat teman membutuhkan informasi aku sudah mengetahuinya maka saya bagikan” Sedangkan Conita Fi Aunillah telah mengemukakan; “saya pribadi, jika untuk dosen tak pernah, tapi untuk teman okey. Untuk keperluan diskusi secara berkelompok, saya selalu melakukan sharing informasi dan jika bisa tidak terbatas hanya dengan teman sekelas saja, biar luas cakrawala berpikir saya dan banyak teman.” Wawancara,6Pebruari2018 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 222 J. Tahap Presentasi Tahap ini merupakan tahap puncak dari pencarian informasi yang akan berakhir dengan dua kemungkinan, merasa puas atau sebaliknya. Dari hasil wawancara menunjukkan gambaran bahwa semua informan melakukan eksplorasi informasi menggunakan media online atau internet. Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia komputer dan internet. Didalamnya terdapat portal, website situs web, radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dengan karakteristik masing-masing sesuai fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya Romel, 2014. Wincono Adi memberikan keterangan sesuai pemikirannya bahwa;“Saya biasanya mencari informasi di internet langsung, saya malas sekali membuka buku, lebih praktis langsung ke internet. kebenaran di kampus tersedia wifi, saya langsung browsing di kampus.” Demikian juga yang diungkapkan oleh Firman Sugiarto yang menyatakan bahwa; “Saya lebih sering langsung ke internet, perpustakaan bagiku merupakan pilihan kedua, jika lebih praktis di internet, sebab internet amat mudah dimanfaatkan , menggunakan hp saja sudah mendapatkan informasi. Tetapi jika ke perpustakaan masih harus nencari-cari lebih senang langsung mencari informasi di internet dan jarang ke perpustakaan.” Wawancara 6 Pebruari 2018 Rifefan 201414 menuliskan di penelitiannya bahwa Paul Levinson menyebutkan media online tidak hanya sebatas media sosial, media online lebih daripada itu. Paul Levinson menyebutkan ada beberapa layanan yang dapat dikategorikan dalam new media atau media online, setidaknya ada 4 yang termasuk dalam pokok bahasan pada penelitian ini 1. Website atau situs onlineyang menyediakan berbagai macam berita dalam satu tempat yang terdiri atas beberapa halaman. 2. Media sosial yang meliputi Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya yang memberikan keleluasaan pada penggunanya untuk dapat berbagi informasi dan melakukan percakapan.3. Youtube sebuah platform yang memungkinkan penggunanya dapat mengunggah video dan kemudian pengguna lainnya dapat untuk melihat dan menikmatinya pula secara streaming. 4. Blog. Pada awal kehadirannya pengguna blog disebut dengan Citizen Journalist dimana pemilik akun Blog, menceritakan apa saja yang sedang terjadi di dalam kesehariannya, sehingga dapat memberikan informasi kepada pemilik blog lainnya. Wincono Adi mengutarakan pendapatnya bahwa;“Saya mempunyai kelompok belajar dengan nama Kubukers’ selain berdiskusi langsung, juga berdiskusi di grup Line. Mereka yang tidak hadir dalam belajar kelompok maka kita share di grup Line.” Sedangkan Firman Sugiarto mengatakan bahwa; “Di medsos banyak seperti di blog atau fb, tetapi sumbernya tidak akurat, kalau digunakan sebagai informasi akademik, tetapi kalau untuk informasi lain, tak jadi masalah, sebagai contoh di Line Today atau di instagram dapat langsung masuk di notifikasi hp.”Wawancara, 6 Pebruari 2018 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 223 Media online sebagai sumber informasi akademik menjadikan mahasiswa di perguruan tinggi, semakin dimudahkan dalam pemenuhan kebutuhan informasi untuk menunjang proses akademisnya. Dalam melakukan aktivitas penelusuran informasi, perilaku informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, secara ajeg dan rutin dalam menyelesaikantugas-tugas akademik. Akibatnya dalam diri mahasiswa telah terpola perilaku informasi. Adapun pola perilaku informasi dalam penelusuran informasi menggambarkan dengan jelas sesuai dengan model perilaku informasi yang dikemukakan dan dikenalkan oleh Kuhlthau. KESIMPULAN 1. Mahasiswa bermampuan untuk menyadari kebutuhan informasinya khususnya informasi di bidang akademik. Rata-rata mereka berusaha untuk mengetahui informasi dan melaksanakan penelusuran informasi tatkala mereka menerima tugas-tugas dan tatkala materi yang kurang atau tidak dipahaminya. 2. Tidak semua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma mampu menyeleksi informasi dengan baik. Penyeleksian informasi dilakukan dengan cara mengambil inti sari dari informasi yang dibutuhkan saja tanpa mengetahui keakuratan informasi tersebut. 3. Mahasiswa rata-rata melakukan penelusuran informasi memanfaatkan media online atau internet yang akurat dan yang bisa dipertanggungjawabkan. Akses informasi yang cepat menyebabkan para mahasiswa lebih memanfaatkan internet daripada memanfaatkan layanan jasa informasi perpustakaan. 4. Mahasiswa berkemampuan dalam menentukan kebutuhan informasi akademiknya dan yakin bahwa informasi yang mereka dapatkan bisa memberikan solusi permasalahan yang dihadapinya. 5. Mahasiswa berkemampuan dalam mengumpulkan informasi, yang telah diseleksinya untuk dapat membantu permasalahan yang dihadapinya atau sharing informasi sesama teman, untuk memenuhi kebutuhan informasi berhubungan dengan perkuliahan. 6. Mahasiswa melakukan penelusuran informasi untuk memenuhi kebutuhan akademik dan memperoleh hasil sesuai dengan informasi internal kebutuhannya. 7. Pola perilaku Informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dalam melakukan tindakan penelusuran informasi sesuai dengan model yang dikenalkan oleh Kuhlthau. Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 224 SARAN 1. Perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, diharapkan senantiasa melakukan sosialisasi dan promosi secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan, untuk meningkatkan minat baca mahasiswa agar memanfaatkan layanan jasa informasi perpustakaan secara optimal. 2. Dosen seyogjanya memberikan pembelajaran berbasis pemanfaatan jasa informasi perpustakaan kepada mahasiswa, untuk lebih meningkatkan motivasi belajar, motivasi berprestasi dengan cara belajar yang inovatif dan kreatif. 3. Urgensitas pemberian pemahaman bagi mahasiswa, tentang pentingnya peningkatan kekayaan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan semaksimalnya terhadap layanan jasa informasi yang telah disediakan oleh perpustakaan perguruan tinggi, sebagai pusat sumber belajar dan pusat sumber informasi serta knowlegde center. DAFTAR PUSTAKA Aries, M. 2016. 4 Teori Belajar Sosial Bandura. http// file. upi. edu/ Direktori / FIP/ diakses pada tanggal 18 Nopember 2016 Bakhtiyar. 2017. Perilaku Informasi Dalam Perspketif Sosiologi Suatu Kajian Dalam Sudut Pandang Voluntarism Action Of Theory. Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Prodi Ilmu Perpustakaan UM 2017 “ Rekonstruksi Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era Informasi “. Malang, Program Studi Ilmu Perpustakaan, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, 30 Agustus 2017 – ISBN 978-602-60077-1-1 Barus, Sri Ita. 2011. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer USU Tahun Ajaran Tahun Ajaran 2009/2010 Semester VI dalam Rangka Mendukung Kegiatan Perkuliahan. Medan Fakultas Sastra, Universitas Sumatra Utara http //repository . id/handle/ 123456789/24165 diakses pada tanggal 24 November 2016 penelusuran-informasi/diaksespadatanggal 27 Oktober 2016 Hanifah & Abdullah, Syukriy. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala Hendry. 2013. Teori Motivasi Kebutuhan McClelland motivasi-kebutuhan-mcclelland/ diakses pada tanggal 18 Nopember 2016 Lexy J, Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 225 Pendit, Putu Laxman. 2006. Ragam Teori Informasi. Jakarta Perpustakaan PusatUniversitas Indonesia Ready, Algu. 2016. Penggunaan Media Online Sebagai Sumber InformasiAkademik Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau. Pekanbaru Universitas Riau. Rifefan, Muhamad. 2014. Penggunaan Media Online Dalam MemenuhiKebutuhan Informasi Akademis Studi Deskriptif Kualitatif Pada Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri di Yogyakarta. Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga diakses pada tanggal 24 November 2016 Rozinah, Siti. 2012. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama STAINU Jakarta. Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia diakses pada tanggal 24 November 2016 Safii, Moh. 2017. Perencanaan Perpustakaan Universitas Mercu BuanaUMB Cabang Cibubur. JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 21, 115–128. Safii, Moh. 2019. Redefining The Five Laws of Library Science in the Digital Age. Dipresentasikan pada 2nd Internasional Conference on Culture and Language in Southeast Asia ICCLAS 2018. Safii, Moh, Zen, Z., & Mayesti, N. 2018. Strategi Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menerapkan Library JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 31, 144–159. Safii, Moh. 2015. Mengulas Opac Sebagai Next Generation Library Catalog. Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan, 161. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Alfabeta ________. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. BandungAlfabeta Tea, Romel. 2014. Media Online Pengertian dan Karakteristik diakses pada tanggal 24 November 2016 Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. JakartaBumi Aksara _______. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi,Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta Rajawali Pers. Wardalisa. 2007. Teori Abraham Maslow. http// Downloads/folder/ diakses pada tanggal 26 desember 2016 Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018 226 RIWAYAT PENULIS Drs. Bakhtiyar, Lahir di kota Pahlawan Surabaya, 3 April 1963, dan alamat tempat tinggal Desa Kajar Tengguli Kecamanatan Pambon Kabupaten Sidoarjo. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Lulus S 1 Sosiologi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan lulus S 1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, serta lulus S 2 Magister Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. HP 082131831339. Email ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Moh SafiiAbstract—SR Ranganathan in 1931 proposed a theory called The Five laws of library science. This theory became a foundation for the world of librarianship and influenced the library science. The emerges of technology in life made it necessary to redefine the five laws of librarianship. This research aims to describe how the theory is applied and in which part is not relevant and needs to be redefined for the sake of library progress. This research used a literature review by reading the original book entitled The Five Laws of Library Science by SR Ranganathan and compiled the five laws with the characteristic of Generation Z to be able to get new laws that fit this era The main findings of this research are 1 information Focus on Content, not Container, 2 user Engagement, 3 Quantitative Analysis of Information, 4 learning Common Online and Offline. Keywords— librarianship, library science, information science .Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Prodi Ilmu Perpustakaan UM 2017 " Rekonstruksi Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era InformasiBakhtiyarBakhtiyar. 2017. Perilaku Informasi Dalam Perspketif Sosiologi Suatu Kajian Dalam Sudut Pandang Voluntarism Action Of Theory. Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Prodi Ilmu Perpustakaan UM 2017 " Rekonstruksi Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era Informasi ".Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer USU Tahun Ajaran Tahun AjaranSri BarusItaBarus, Sri Ita. 2011. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer USU Tahun Ajaran Tahun Ajaran 2009/2010Metodologi Penelitian KualitatifJ LexyMoleongLexy J, Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10 Oktober 2018Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama STAINU Jakarta. Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan BudayaSiti RozinahRozinah, Siti. 2012. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama STAINU Jakarta. Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia diakses pada tanggal 24 November 2016Moh SafiiSafii, Moh. 2017. Perencanaan Perpustakaan Universitas Mercu BuanaUMB Cabang Cibubur. JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 21, 115-128. Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menerapkan LibrarySafiiMohZ ZenN MayestiSafii, Moh, Zen, Z., & Mayesti, N. 2018. Strategi Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Menerapkan Library JIPI Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 31, 144-159. Opac Sebagai Next Generation Library CatalogMoh SafiiSafii, Moh. 2015. Mengulas Opac Sebagai Next Generation Library Catalog. Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan, 161.Tengguli Desa Kajar Tengguli Kecamanatan Pambon Kabupaten Sidoarjo. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu PolitikRiwayat Penulis DrsS BakhtiyarM Ip SosLahir Di Kota PahlawanSurabayaRIWAYAT PENULIS Drs. Bakhtiyar, Lahir di kota Pahlawan Surabaya, 3 April 1963, dan alamat tempat tinggal Desa Kajar Tengguli Kecamanatan Pambon Kabupaten Sidoarjo. Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Lulus S 1 Sosiologi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan lulus S 1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, serta lulus S 2 Magister Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. HP 082131831339. Email Teori Belajar Sosial BanduraM AriesAries, M. 2016. 4 Teori Belajar Sosial Bandura. http// file. upi. edu/ Direktori / FIP/
Menjelaskanproses penelusuran informasi Selanjutnya, Modul 1 ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu kegiatan Di antara kita mungkin akan merasa kesulitan untuk menyebutkan nama- harus bertanya kepada tukang koran atau penjaja surat kabar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang telah membawa perubahan yang luar
Tuliskanhubungan antara teknologi informasi dengan proses penelusuran informasi online - 21175157 inar1209 inar1209 21.01.2019 TI Sekolah Menengah Pertama terjawab Tuliskan hubungan antara teknologi informasi dengan proses penelusuran informasi online 1 Lihat jawaban IklanArticlePDF Available AbstractInternet merupakan sebuah alat yang berbentuk jaringan dengan sistem komunikasi global yang menghubungkan seluruh jaringan komputer di dunia sehingga segala informasi mudah untuk didapatkan. Begitupun, kehadiran internet di perpustakaan akan sangat berguna dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna secara cepat dan tepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Di lingkungan perguruan tinggi, keberadaannya semakin penting karena banyaknya ketersediaan bahan jenis digital dan proses transfer informasi di kalangan sivitas akademika dalam tingkat tertentu berubah karena produsen dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui Internet. Tulisan ini membahas tentang pentingnya penggunaan internet di dalam dunia perpustakan karena saai ini sudak banyak koleksi yang berbentuk digital. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. PENGGUNAAN INTERNET DALAM PERPUSTAKAAN Alwan Wibawanto Pustakawan IAIN Ponorogo alwan Abstrak Internet merupakan sebuah alat yang berbentuk jaringan dengan sistem komunikasi global yang menghubungkan seluruh jaringan komputer di dunia sehingga segala informasi mudah untuk didapatkan. Begitupun, kehadiran internet di perpustakaan akan sangat berguna dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna secara cepat dan tepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Di lingkungan perguruan tinggi, keberadaannya semakin penting karena banyaknya ketersediaan bahan jenis digital dan proses transfer informasi di kalangan sivitas akademika dalam tingkat tertentu berubah karena produsen dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui Internet. Tulisan ini membahas tentang pentingnya penggunaan internet di dalam dunia perpustakan karena saai ini sudak banyak koleksi yang berbentuk digital Kata Kunci Internet, Perpustakaan, Teknologi InformasiPENDAHULUAN Perkembangan teknologi di dunia sangat menunjang perkembangan informasi. Kemajuan teknologi informasi yang terus menerus digunakan dan digali oleh masyarakat dewasa ini memang sangat menunjang dan dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari mereka. Terutama informasi global internet yang akhir-akhir ini menjalar di kalangan masyarakat dunia dan merupakan salah satu sumber informasi utama yang sangat dibutuhkan. Dengan internet segala informasi yang ada di dunia dapat ditemukan atau ditelusuri dengan menggunakan kata kunci. Internet ini merupakan sumber informasi tercepat dan teraktual. Internet menawarkan alternatif baru dalam pemerolehan informasi dan sekaligus menyebarluaskan informasi. Jika sebelumnya, informasi berbasis cetak merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang tersedia format baru dalam bentuk digital melalui Web. Koleksi bahan digital yang ditransmisikan secara elektronik dan disebut perpustakaan digital, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di lingkungan perguruan tinggi PT di Indonesia, ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh sivitas akademika yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer Alwan Wibawanto, penggunaan internet dalam perpustakaan 192 informasi di kalangan sivitas akademika dalam tingkat tertentu berubah karena produser dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui Perkembangan internet saat ini telah merambah ke berbagai dunia perkantoran, pusat-pusat pendidikan dan pusat informasi termasuk perpustakaan. Disini perpustakaan bertindak sebagai suatu lembaga pelayanan informasi information service antara dua dunia yaitu masyarakat umum sebagai pemakai perpustakaan dan perpustakaan sebagai sumber informasi. Sumber informasi yang ada di perpustakaan tidak hanya dalam bentuk tercetak saja, melainkan informasi dapat diperoleh dalam bentuk digital seperti CD, piringan, file komputer dan lain-lain. Pengembangan jaringan komputer internet ke dalam sistem informasi perpustakaan merupakan salah satu sarana yang efektif dalam membantu temu kembali informasi. Dengan adanya layanan internet di perpustakaan dapat membantu proses temu kembali informasi yang dimanfaatkan sebagai sarana dan wahana sumber pengetahuan. Karena keberadaan Perpustakaan dijadikan sebagai media efektif dalam pendidikan seumur hidup long life education. Sebagai usaha untuk menciptakan masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. Meliputi aspek edukatif, informatif, cultural dan rekreasi. Penelusuran informasi dengan menggunakan Internet telah memberikan kemudahan dan dampak positif bagi pemakai perpustakaan dalam mencari berbagai jenis informasi. Informasi yang diharapkan dapat ditelusur secara cepat dan tepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini juga menjadi salah satu usaha dalam membantu menciptakan masyarakat berbasis informasi information society. PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI Pengertian Teknologi Informasi banyak sekali dijabarkan oleh para ahli, diantaranya Teknologi Informasi yang dijabarkan oleh Sulistyo-Basuki yaitu teknologi yang dimanfaatkan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah dan menyebarkan Sedangkan menurut Simarmata, Teknologi Informasi adalah teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir karena adanya dorongan-dorongan kuat untuk 1 Ridwan Siregar, “Internet Strategi penggunaannya di perpustakaan perguruan tinggi,” Diambil pada 2 2005 1. 2 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, 87. Pustakaloka, Volume 10 No. 2, November 2018 193 menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan kerja manusia mengolah Sedang dalam pengertian yang lain Teknologi Informasi meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa serta teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi, penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer dan interaksinya dengan manusia serta mesin masalah sosial, ekonomi dan budaya yang berkaitan dengan semua hal Secara garis besar, teknologi informasi merupakan alat untuk memudahkan manusia dalam mengelola, mengemas, mengolah dan menyimpan informasi. Dengan teknologi informasi diharapkan dapat memudahkan setiap pekerjaan yang dihadapi manusia. KOMPONEN-KOMPONEN TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi Informasi memiliki empat komponen utama yaitu teknologi perangkat keras, teknologi perangkat lunak, aspek manusia dan jaringan, yaitu5 1. Teknologi perangkat keras Hardware Merupakan semua peralatan yang terdapat dalam kegiatan pengolahan data yang digunakan untuk mengerjakan fungsi-fungsi penyiapan data, pemasukan data, penghitungan, penyimpanan dan pengeluaran. 2. Teknologi Perangkat Lunak Software Merupakan program-program komputer yang berguna untuk menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki. Program tersebut ditulis dengan bahasa khusus yang dimengerti oleh computer. 3. Aspek Manusia Brainware Sumber daya manusia merupakan komponen utama dalam Teknologi Informasi, karena sumber daya manusia yang mengoperasikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan teknologi. Tanpa adanya manusia kegiatan tersebut tidak dapat berjalan. Maka dalam memasuki era teknologi informasi dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Yaitu dimana sumber daya manusia dituntut memiliki pengetahuan dan skill dalam bidang 3 Ricson Simarmata dan Jonson BS Rajagukguk, “Teknologi Informasi sebagai Proses Humanisasi. Dalam,” 2005, 4. 4 Syopiansyah Syampurnajaya, “Teknologi Informasi Prospek Menuju Era Globalisasi,” 2000, 1. 5 Yuhefizar, “Tutorial Jaringan komputer,” 2003, 2–4. Alwan Wibawanto, penggunaan internet dalam perpustakaan 194 teknologi terutama yang berkaitan dengan komputer. Sumber daya manusia adalah orang yang akan memainkan peranan dalam layanan informasi dengan menggunakan Teknologi Informasi. 4. Jaringan Jaringan merupakan suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi yang telah diganti oleh sekumpulan komputer yang berjumlah banyak dan terpisah tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Keempat komponen Teknologi Informasi ini terus saja mengalami perkembangan yang sangat pesat yang mengarah pada sistem informasi global yang disebut Internet. PENGERTIAN DAN SEJARAH INTERNET Pengertian Internet Terdapat beberapa macam pengertian Internet, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan antara satu pengertian dengan pengertian yang lain. Kalaupun ada perbedaan tentulah hanya nampak pada perluasan cakupan pengertiannya. Internet International Network adalah sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai macam ukuran jaringan komputer di seluruh dunia. 6 Menurut Randy dan Elliot menyatakan Internet itu seperti “information superhighway” jalan raya informasi. 7 Internet merupakan jaringan komputer global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum atau pribadi pemerintah maupun swasta.8 Internet adalah jaringan informasi komputer manca negara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh Menurut Bride, internet adalah “ jaringan komputer global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui 6 Daniel H. Purwadi, Mengenal Internet Jaringan Informasi Dunia Jakarta Elex Media Komputindo, 1995, 1. 7 Randy Reddick dan Elliot King, Internet Untuk Wartawan Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 1996, 100. 8 Mac Bride, Internet Jakarta Kesaint Blanc, 2003, 1. Pustakaloka, Volume 10 No. 2, November 2018 195 sambungan telepon umum maupun pribadi pemerintah maupun swasta”.11 Masih menurut Bride, Internet merupakan hasil kerjasama antar jaringan komputer di seluruh dunia, baik yang berasal dari badan usaha komersial, dari lembaga pendidikan, maupun dari organisasi-organisasi lainnya .12 Sedangkan menurut Husein, Internet adalah jaringan global worldwide network yang menyatukan jaringan-jaringan komputer milik perusahaan-perusahaan, perguruan-perguruan tinggi, lembaga-lembaga swasta dan lainnya. Internet juga dapat dihubungkan dengan komputer Secara garis, internet merupakan sebuah jaringan yang saling berhubungan antar satu sama lainnya untuk keperluan komunikasi dan menyebarkan informasi dengan perangkat komputer. Bahkan untuk saat ini internet tidak saja terhubung pada perangkat komputer saja tapi juga pada handphone / android. Sejarah Internet Secara harfiah, kata internet merupakan singkatan dari Interconnected Networking yang berarti rangkaian jaringan komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang besar dan luas yang melingkupi seluruh dunia, antara satu pengguna komputer di suatu negara atau daerah akan terkoneksi dengan pengguna lainnya baik yang berada di satu daerah maupun di daerah lainnya di permukaan bumi Cikal bakal internet adalah ARPANET, sebuah jaringan eksperimen milik pemerintah Amerika Serikat berbasis komunikasi data paket yang didirikan di tahun 1969. Tujuannya untuk menghubungkan para peneliti ke pusat-pusat komputer, sehingga mereka bisa bersama-sama memanfaatkan sarana komputer seperti disk space, data base dan lain-lain. Kegiatan ini di sponsori oleh Departemen Pertahanan Amerika 9 Sanjaya, “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional,” Elektro Indonesia. 1, no. 3 1995 1. 10 Muhammad Sutiyadi, “Pengenalan Internet,” 2003, 1. 11 Bride, Internet, 1. 12 Bride, 10. 13 Muhammad Fakhri Husein, Aplikasi Komputer untuk Perkantoran Jakarta Salemba Infotek, 2002, 162. 14 Roni Rodhin, “Internet dalam konteks perpustakaan,” Pustakaloka 3, no. 1 2011 4. Alwan Wibawanto, penggunaan internet dalam perpustakaan 196 Serikat, bersama lembaga yang dinamakan Advanced Research Projects Agency ARPA. 15 Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan yaitu, ARPANET dan Milnet sebuah jaringan militer, akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama kelamaan disebut sebagai Internet saja. Kemudian pada tahun 1984 diperkenalkan DNS Domain Name System sebagai cara untuk mengidentifikasi badan atau institusi yang mengelola host. Di tahun 1986 lahir National Science Foundation Network NSFNET, yang menghubungkan para periset di seluruh negeri dengan 5 buah pusat super komputer. Jaringan ini kemudian berkembang untuk menghubungkan berbagai jaringan akademis lainnya yang terdiri atas universitas dan konsorsium-konsorsium riset. NSFNET mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan riset utama di Pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan. Pada saat NSFNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NSFNET. Australia, negara-negara Skandinavia, Inggris, Perancis, Jerman, Kanada dan Jepang segera bergabung. Pada saat ini internet terdiri atas lebih dari jaringan yang mengelilingi dunia 70 negara di 7 benua. Sekitar 25 juta orang dapat saling mengirimkan pesan melalui Internet dan jaringan-jaringan lain terhubung Melihat dari sejarahnya, internet merupakan salah satu sarana komunikasi yang didirikan pemerintah untuk menjembatani komunikasi para peneliti di sebuah negara. Tapi perkembangannya, internet saat ini sudah menjadi barang kebutuhan yang tak terelakan pada semua kalangan baik secara kelembagaan maupun perorangan. Penggunaan internet sekarang sudah bukan untuk riset saja, tetapi mencakup kegitan pendidikan, administrasi, kegiatan sosial, perbankan, bisnis, tranportasi, komersial, budaya dan lain-lain Fasilitas-fasilitas Internet Fasilitas-fasilitas yang dimiliki internet adalah sebagai berikut 1. Browsing/surving Adalah proses untuk melihat atau mencari informasi melalui alamat situs tertentu. Dalam melakukan browsing/surving informasi, 15 Sanjaya, “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional,” 1. 16 Aji Supriyanto, Pengantar Teknologi Informasi Jakarta Salemba Empat, 2005. 17 Sanjaya, “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional,” 1. Pustakaloka, Volume 10 No. 2, November 2018 197 kita dapat menggunakan bantuan Search Engine. Search Engine merupakan alamat-alamat situs yang berfungsi untuk mencari alamat homepage sesuai dengan parameter yang 2. e-mail Electronik Mail Adalah fasilitas yang paling sering digunakan di Internet. Dengan fasilitas ini seseorang dapat membuat dan mengirimkan pesan tertulis kepada seseorang atau sekelompok orang lain yang juga terdaftar di 3. Chatting Program ini memberikan kemudahan melakukan komunikasi dua arah secara on-line, dengan satu orang atau lebih, setelah sebelumnya kita putuskan bagaimana menampilkan pesan-pesan, hanya dengan teks saja atau gabungan antara teks dan gambar. Kita juga dapat mengirimkan dan menerima pesan berupa music, file, ataupun link-link tertentu, termasuk alamat e-mail, halaman web, dan newsgroups. Fasilitas lainnya adalah kita dapat mengirimkan pesan khusus ke salah satu 4. File Transfer Fasilitas ini memungkinkan terjadinya pengiriman file dari satu komputer ke komputer lain, Sebuah file dapat berisi dokumen, grafik, program komputer, bahkan video maupu suara yang terekam secara 5. Newsgroup Adalah suatu forum untuk tukar-menukar berita, komentar serta informasi lainnya termasuk informasi yang keliru, sebagaimana sering terjadi pada forum publik lainnya diantara semua pengguna Internet yang 6. World Wide Web Adalah suatu kelompok lokasi internet yang berkembang dan membentuk dokumen-dokumen Web, atau halaman-halaman Web milik mereka sendiri, untuk disajikan kepada pengguna Internet yang menjalankan browser, yaitu program yang diperlukan untuk menggunakan 18 Husein, Aplikasi Komputer untuk Perkantoran, 168. 19 Sanjaya, “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional,” 1. 20 Ned Snell, Menjelajah Internet dengan Windows ’95 Yogyakarta Andi Offset, 1997, 105. 21 Sanjaya, “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional,” 2. 22 Snell, Menjelajah Internet dengan Windows ’95, 94. 23 Snell, 97. Alwan Wibawanto, penggunaan internet dalam perpustakaan 198 Pengguna Internet Internet atau jaringan komputer di dunia telah berkembang selama lebih dari 25 tahun, dan dalam kurun waktu tersebut, fungsinya telah berubah dari sekedar alat percobaan di laboratorium menjadi suatu sistem yang digunakan oleh berjuta-juta orang setiap harinya. Hal yang paling menarik dari internet adalah keanggotaannya atau penggunanya. Pengguna internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor-faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran Saat ini, hampir semua orang dari berbagai disiplin ilmu mulai dari para ahli, guru, mahasiswa, pelajar, staff perpustakaan, dokter, pengusaha, peneliti dan bahkan politisi sekalipun sudah mulai memanfaatkan Internet untuk dapat berkomunikasi dengan rekan sejawat mereka, menerima jurnal elektronik, membaca bulletin board, mengakses sistem basis data, menggunakan komputer remote dan fungsi-fungsi lainnya. Lebih dari itu, hampir semua aspek kehidupan sudah terlayani dengan baik oleh Dengan demikian dapat disimpulkan pengguna internet adalah semua orang di seluruh dunia yang mampu mengoperasionalkan Internet tanpa membeda-bedakan asal-usul, pendidikan, ras, agama dan lain-lain. Sedangkan perkembangan internet di perpustakaan memberikan manfaat yang besar antara lain para pengguna dapat mencari informasi sendiri dan dapat digunakan oleh para petugas dalam mengembangkan layanan. Disamping itu internet di perpustakaan dapat membantu dalam mengembangkan peningkatan mutu manajemen dan pelayanan bagi pengguna dan petugas perpustakaan itu sendiri dan akhirnya diharapkan mampu mengembangkan akses ke perpustakaan yang lain melalui hubungan antar perpustakaan. MANFAAT INTERNET BAGI PERPUSTAKAAN Kehadiran Internet di perpustakaan dapat membantu dan melengkapi pelayanan informasi yang tidak bisa dijangkau oleh perpustakaan. Adapun manfaat Internet di perpustakaan antara lain 26 1. Memperkenalkan teknologi informasi pada pemakai 24 Sanjaya, “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional,” 3. 25 Daniel H Purwadi, Mengenal Internet Jaringan Informasi Dunia Jakarta Elex Media Komputindo, 1995, 6. 26 Lasa Hs, Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta Gama Media, 2005, 323. Pustakaloka, Volume 10 No. 2, November 2018 199 2. Membantu tugas-tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan informasi kepada pemakai. 3. Internet mampu mengubah sistem pelayanan informasi perpustakaan dengan sistem jemput bola proactive dan dapat dilaksanakan dalam waktu cepat. 4. Informasi yang disediakan tidak saja terbatas pada koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan, tetapi bentuk informasi itu akan bervariasi seperti data, statistik, laporan penelitian, grafik dan data lain. 5. Para pemakai perpustakaan dalam waktu yang sama dapat menggunakan satu jenis bahan informasi. Cara demikian tidak mungkin dapat dilaksanakan pada pemanfaatan pustaka berupa buku atau jurnal. 6. Memperluas pemanfaatan koleksi perpustakaan. Selama ini seolah-olah koleksi suatu perpustakaan hanya untuk anggota perpustakaan saja, tetapi dengan adanya internet, siapapun bisa menggunakannya. Keberadaan Internet juga sangat berguna bagi perpustakaan khususnya untuk kegiatan administrasi, pelayanan dan lainnya. Paling tidak dapat dibedakan ke dalam dua jenis kegiatan, yaitu 27 1. Penyediaan akses yaitu penyediaan sarana dan prasarana dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat menggunakan Internet. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet. Penyediaan layanan akses ini bertujuan untuk memungkinkan sivitas akademika dapat memperoleh informasi yang bersumber dari Web, yang diperlukan untuk mendukung kegiatan proses belajar-mengajar dan penelitian. 2. Publikasi elektronik yaitu kegiatan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang dan oleh perpustakaan. Dalam hal ini, perpustakaan memiliki dan memelihara sendiri suatu situs Web. Penerbitan Web bertujuan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan dan kegiatannya. Kegiatan pertama merupakan layanan perpustakaan dalam hal menyediakan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan perpustakaan berupa penyediaan komputer yang sudah terkoneksi internet sehingga pengguna dapat melakukan penelusuran sendiri, atau memesan bahan yang mereka perlukan kepada pustakawan. Dalam kaitan ini, pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam penelusuran menjadi 27 Siregar, “Internet,” 2. Alwan Wibawanto, penggunaan internet dalam perpustakaan 200 sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi pustakawan dan pengguna. Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses Internet dapat bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna baru, konsultan seperti layaknya fungsi pustakawan referens, pengawas untuk penggunaan yang tidak produktif, penelusur berdasarkan pesanan pengguna, diseminator untuk penyebarluasan informasi tentang bahan Web, dan organisator untuk mengorganisasikan bahan-bahan Web. Kegiatan kedua pada dasarnya sama dengan publikasi yaitu membuat berbagai selebaran, brosur, pamflet panduan perpustakaan, daftar perolehan baru, katalog dalam berbagai jenis, dan sebagainya yang biasanya dilakukan oleh sebuah perpustakaan, serta kegiatan publikasi lainnya. Dalam kaitan ini, perpustakaan bertindak sebagai penerbit. Situs perpustakaan memberi peluang baru bagi pustakawan untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tergolong sulit untuk dilakukan. Peluang tersebut diantaranya adalah menerbitkan karya khas Perguruan Tinggi yang tidak diterbitkan tetapi didokumentasikan di perpustakaan sebagai deposit Perguruan Tinggi. Karya tersebut antara lain adalah bahan-bahan oleh dan tentang Perguruan Tinggi, termasuk diantaranya laporan penelitian, karya tulis, makalah seminar, simposium, bahan-bahan kuliah, dan publikasi Perguruan Tinggi lainnya. Kegiatan lainnya yang dimungkinkan adalah pelayanan perpanjangan pinjaman sebagai alternatif perpanjangan melalui telepon, konsultasi antara pengguna dengan pustakawan referens, penyediaan hubungan ke sumberdaya Web lain, penerbitan buletin, dan sebagainya. Selain itu, penggunaan internet di perpustakaan juga memberikan dampak pada layanannya, yaitu 1 kemudahan penelusuran, 2 informasi yang real time, 3 kecepatan kepada akses atau sumber informasi yang dituju, 4 media hiburan multimedia, 5 efisiensi waktu dalam pencarian informasi, 6 mampu memotivasi mahasiswa dalam kelancaran tugas belajar, dan 7 biaya yang ekonomis bahkan gratis untuk pemanfaatan internet di dalam Namun begitu, kegiatan tersebut tidak akan berjalan jika porsi jaringan internetnya tidak maksimal. Maka bandwidth internet di perpustakaan perlu diberikan yang besar agar layanannya dapat maksimal. Perlu diketahui untuk saat ini setiap perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi sudah mengembangkan bahkan sudah mempunyai 28 Iman Murtono Soenhadji dan Romdhoni Susiloatmadja, “Pemanfaatan Internet oleh Mahasiswa sebagai Media Pencarian dan Penelusuran Informasi,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 12, no. 3 2011 197. Pustakaloka, Volume 10 No. 2, November 2018 201 berbagai referensi yang berbentuk digital, seperti opac, e book, e journal, repository, e theses dan lainnya. KENDALA INTERNET DI PERPUSTAKAAN Adapun kendala-kendala berinternet di perpustakaan menurut Rahardjo, antara lain29 1. Tidak adanya atau sulitnya pendanaan untuk mengadakan fasilitas internet perangkat keras, perangkat lunak, konektifitas ke internet. Merupakan masalah klasik yang hampir dialami oleh sebagian besar organisasi yang ada di Indonesia, tidak terkecuali perpustakaan. Hal ini terjadi karena untuk penyediaan layanan internet di perpustakaan memerlukan biaya yang tidak sedikit, mulai dari pengadaan hingga pemeliharaan membutuhkan banyak biaya. 2. Kurangnya sumber daya manusia yang mahir internet. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan letak geografis yang sangat luas menyebabkan tidak meratanya informasi atau pengetahuan yang diterima oleh masyarakat. Seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, banyak warga masyarakat kita yang tertinggal arus informasi. Ada juga warga masyarakat yang dapat atau mampu mengikuti perkembangan teknologi tetapi jumlahnya sedikit dibanding dengan jumlah masyarakat yang tidak tahu. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya penggunaan internet di perpustakaan. 3. Kurangnya materi pendidikan berbahasa Indonesia yang tersedia secara on-line di Internet. Materi yang tersedia di internet biasanya menggunakan bahasa Inggris. Bagi masyarakat pengguna yang tidak paham akan maksud dari materi tersebut menjadi malas untuk menggunakan Internet dalam mencari informasi. Selain itu, Faktor yang berpotensi menghambat layanan internet adalah 1 kualitas jaringan, 2 lokasi hotspot terbatas, karena berdekatan dengan rumah penduduk dan warnet, 3 Alokasi waktu akses pengguna user masih dibatasi, karena pertimbangan rasio pengguna dengan komputer, 4 pengetahuan pengguna user umumnya hanya terbatas pada pemanfaatan studentsite, 5 keamanan, rentan terhadap serangan virus, 6 prosedur, dimana mahasiswa kerap sulit mengingat 29 Budi Rahardjo, “Internet dan Pendidikan,” 2000, 2. Alwan Wibawanto, penggunaan internet dalam perpustakaan 202 password yang diberikan oleh administrator, 7 kenyamanan, walaupun saat ini kenyamanan semakin PENUTUP Perpustakaan memiliki peranan penting dalam pengembangan dan penyebaran informasi. Kehadiran internet di perpustakaan dimanfaatkan sebagai sarana penelusuran informasi dan sarana komunikasi dalam pelayanan. Maka pelaksanaan layanan internet di perpustakaan perlu mendapatkan porsi yang lebih. Keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia, ketersediaan bahan jenis digital semakin dirasakan manfaatnya oleh sivitas akademika yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer informasi di kalangan sivitas akademika dalam tingkat tertentu berubah karena produsen dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui Internet. Dengan menggunakan Internet, penelusuran informasi diharapkan dapat ditelusur secara cepat dan tepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini juga menjadi salah satu usaha dalam membantu menciptakan masyarakat berbasis informasi information society. Maka kualitas jaringan perlu diperhatikan agar penggunaan internet dapat maksimal. . DAFTAR PUSTAKA Bride, Mac. Internet. Jakarta Kesaint Blanc, 2003. Hs, Lasa. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta Gama Media, 2005. Husein, Muhammad Fakhri. Aplikasi Komputer untuk Perkantoran. Jakarta Salemba Infotek, 2002. Purwadi, Daniel H. Mengenal Internet Jaringan Informasi Dunia. Jakarta Elex Media Komputindo, 1995. Rahardjo, Budi. “Internet dan Pendidikan.” 2000. 30 Soenhadji dan Susiloatmadja, “Pemanfaatan Internet oleh Mahasiswa sebagai Media Pencarian dan Penelusuran Informasi,” 197. Pustakaloka, Volume 10 No. 2, November 2018 203 Reddick, Randy, dan Elliot King. Internet Untuk Wartawan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 1996. Rodhin, Roni. “Internet dalam konteks perpustakaan.” Pustakaloka 3, no. 1 2011 1–19. Sanjaya. “Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional.” Elektro Indonesia. 1, no. 3 1995. Simarmata, Ricson, dan Jonson BS Rajagukguk. “Teknologi Informasi sebagai Proses Humanisasi. Dalam.” 2005. Siregar, Ridwan. “Internet Strategi penggunaannya di perpustakaan perguruan tinggi.” Diambil pada 2 2005. Snell, Ned. Menjelajah Internet dengan Windows ’95. Yogyakarta Andi Offset, 1997. Soenhadji, Iman Murtono, dan Romdhoni Susiloatmadja. “Pemanfaatan Internet oleh Mahasiswa sebagai Media Pencarian dan Penelusuran Informasi.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 12, no. 3 2011. Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, 1993. Supriyanto, Aji. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta Salemba Empat, 2005. Sutiyadi, Muhammad. “Pengenalan Internet.” 2003. Syampurnajaya, Syopiansyah. “Teknologi Informasi Prospek Menuju Era Globalisasi.” 2000. Yuhefizar. “Tutorial Jaringan komputer.” 2003. ... Sebuah diagram struktural yang digunakan untuk merancang sebuah database dalam sistem maupun batasannya Larassati et al., 2019. Dalam pembangunan perangkat lunak sistem informasi diperlukan database Wibawanto, 2018, yang merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan dapat dimanipulasi Rachmawati, 2019, seperti sistem informasi pemesanan jasa event organizer yang dibangun berbasis website sebagai kumpulan dari halaman-halaman situs dan diakses menggunakan perangkat lunak browser Abdiati et al., 2021;Ulum & Muchtar, 2018. ...Muhammad RifkySunarti SunartiEvent Organizer is a system for managing order data, payment data, and payment confirmation which aims to make it easier to provide optimal service to consumers. PT. Central Adventure Indonesia provides event services and event packages, customers come to the office to place an order or just find out information on the services provided. Based on these problems, researchers conducted research to produce an event organizer information system design, starting from the ordering process, and price confirmation, to recording event organizer reports so that it can make it easier for admins to process event data and event booking transactions. The method used in system design is the Waterfall Model. The classic model is systematic, sequential in building software, and easy to use. This research resulted in the design of an information system for ordering web-based event organizer services that can overcome the problems faced by PT. Central Adventure Indonesia is in the process of ordering services and managing reports.... Teknologi internet dalam pendidikan dimanfaatkan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan guna menunjang pendidikan. Selain itu, teknologi internet juga dapat dimanfaatkan untuk membantu manajemen data perpustakaan [2]. SMPN 2 Depok merupakan sekolah menengah pertama SMP yang bertempat di Jl. ...Hendra KurniawanPerpustakaan sangat berperan dalam membantu kegiatan belajar. Saat ini sistem perpustakaan yang sedang berjalan di SMPN 2 Depok masih dilakukan secara manual yang meliputi proses pencarian koleksi, peminjaman, dan pengembalian koleksi. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya berbagai bentuk kerugian, seperti kehilangan data dan proses transaksi yang lama. Oleh karena itu, diperlukan sistem yang terkomputerisasi untuk dapat membantu petugas dalam proses pengelolaan data perpustakaan. Metode perancanagn perangkat lunak yang diimplementasikan pada penelitian ini adalah metode FAST, yang meliputi tahap Definisi Lingkup Scope Definition, Analisis Permasalahan Problem Analysis, Analisis Kebutuhan Requirements Analysis, Desain Logis Logical Desain, Physical Design, Construction And Testing, serta Installation and Delivery. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi pengamatan secara langsung serta studi pustaka. Perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan framework codeigniter dan bahasa pemrograman PHP, serta pengujian sistem dilakukan dengan pengujian blackbox. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa metode FAST dapat diimplementasikan dalam perancangan sistem informasi untuk manajemen data perpustakaan guna membantu petugas dalam mengelola data perpustakaan serta membuat laporan dengan lebih cepat.... Begitu pula dengan kehadiran internet di perpustakaan akan sangat berguna dan bermanfaat untuk menjawab kebutuhan informasi pribadi pengguna secara cepat dan akurat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Di lingkungan pendidikan tinggi, keberadaannya semakin penting karena ketersediaan dokumen digital yang meluas dan proses transmisi informasi antar sarjana telah berubah sampai batas tertentu karena produsen dan pengguna terhubung melalui Internet Wibawanto, 2018. ...Ahmad Khairul NuzuliAnnisa Aulia PratamaAlwan Daffa RendraIntan Fuji LestariInstagram is a social network, not infrequently this social media is considered a very effective means of conducting sales promotions, online shops on Instagram appear at prices that are quite competitive with other online shop prices, this can generate one's shopping interest. This study aims to see the contribution of Instagram to the consumptive behavior of IAIN Kerinci students. The research method used is descriptive qualitative method. The research results show that; the first, consumptive behavior of students is influenced by the many attractive advertisements and quality goods on Instagram. Second, attractive advertisements on Instagram make consumers tempted so that they shop frequently. Third, consumptive behavior can affect a person's lifestyle into hedonism which is caused by continuous and excessive shopping behavior without thinking about spending or budget and ignoring things that are actually their needs. With this, the researchers suggest changing the mindset from consumptive to productive, we must look at things based on their productivity, and realize that life is not just for pleasure.... Internet merupakan sistem komunikasi global yang menjadi penghubung jaringanjaringan komputer di dunia Sutiyadi 2003 dalam Wibawanto, 2018. Oetomo2002 dalam Barni, 2020 menerangkan jika internet didapatkan dari singkatan international network yang artinya jaringan komputer yang amat besar, jaringan komputer terdiri atas jaringan-jaringan kecil yang saling berhubungan. ... Dedi SufriadiYenni AgustinaZakaria ZakariaA. HamidPerkembangan teknologi yang semakin pesat serta dipengaruhi oleh kondisi paska pandemi COVID-19 berdampak pada pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran khususnya pemanfaatan internet dalam mendukung keberhasilan pembelajaran. Keberadaan teknologi tersebut membuat kegiatan pembelajaran dapat dilakukan oleh semua orang, di mana dan kapan saja, pendekatan tersebut akan menciptakan pembelajaran yang lebih komunikatif dan bermakna bagi anak didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan mahasiswa khususnya mahasiswa baru yang akan melangsungkan pembelajaran di Kampus USM Banda Aceh khususnya di Program Studi Pendidikan Ekonomi dalam menghadapi pembelajaran berbasis daring dilihat dari aspek kesiapan media akses hardware dan software, daya beli mahasiswa dalam mengakses materi pembelajaran, ICT literacy terkait dengan kemampuan teknis dan kognitif mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan aktivitas daring lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk kuesioner/metode survey menggunakan aplikasi Google Form yang ditujukan kepada seluruh mahasiswa baru aktif Pendidikan Ekonomi Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh angkatan 2022. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sejauh mana kesiapan mahasiswa dalam memanfaatkan fasilitas internet untuk pembelajaran dilihat dari aspek kesiapan mahasiswa dalam ketersediaan fasilitas yang dimiliki, ICT literacy pemahaman pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, aktivitas yang dilakukan secara daring dan respon lainnya yang berkaitan dengan kesiapan mahasiswa menghadapi pembelajaran berbasis daring dengan memanfaatkan fasilitas internet yang terintegrasi dengan SPADA. Hasil Survei menunjukan bahwa mahasiswa baru Pendidikan Ekonomi USM Banda Aceh memberikan respon positif dalam menghadapi pembelajaran yang terintegrasi dengan daring, ini didukung dengan pemahaman keterampilan dasar yang dimiliki mahasiswa dalam menggunakan perangkat daring dan juga terbiasa dalam mengakses internet secara mobile walapun selama ini keperluan masih didominasi untuk hiburan dan social media belum optimal dimanfaatkan untuk pembelajaran. Namun dari segi ketersediaan fasilitas yang dimilikinya masih kurang sehingga diperlukan peranan dari Institusi Pendidik menfasilitasi dan menyediakan fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran daring bila diterapkan di kampus USM Banda Aceh.... mampu langsung dirasakan Wibawanto, 2018. Kemudahan menerima maupun mengungkapkan berita atau fakta merupakan manfaat yang internet tawarkan. ...Reni HaeraniRosdiana RosdianaR Dewi Mutia FaridaKhasan AsroriKegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada siswa-siswi SMAN 1 Waringinkurung Serang, Banten, tentang pentingnya etika dalam penggunaan internet dan pentingnya literasi masyarakat pendidikan, khususnya kaum remaja dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi digital yang sehat dan produktif dan buat meningkatkan kualitas pendidikan mengedukasi kaum remaja supaya bisa memanfaatkan internet dengan baik, melalui aktivitas yang positif dan kreatif sehingga kegiatan mereka di dunia maya menjadi sehat dan aman. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat PKM ini terdiri dari empat tahapan 1. Tahap persiapan, yaitu dilakukan menggunakan survei awal, melakukan wawancara dengan unsur terkait seperti kepala sekolah dan bagian kesiswaan; 2. Tahap pelatihan, diberikan pengenalan dan pelatihan literasi digital; 3. Tahap workshop, pemaparan materi dan diskusi mengenai etika menggunakan internet; 4. Tahap evaluasi, terhadap capaian yang sudah diperoleh berdasarkan proses pelatihan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan siswi peserta PKM. Dari output pelaksanaan kegiatan, bahwa ditemukan masih banyak remaja yang belum mengerti etika yang yang wajib dipatuhi dalam pergaulan di dunia maya.... The Internet has changed the basic concept and role of libraries Wibawanto, 2018, from the concept of a print-based information management library to a digital-based information manager. The internet has made the function of the library increasingly developed into a digital library, which offers an alternative to obtaining information in digital form. ...Himayah HimayahHurriah Ali HasanThe field of information is undergoing a very rapid transformation with the use of information technology in every community activity. The use of information technology that is increasingly friendly in the community has facilitated work management to be more effective and efficient so as to accelerate performance. However, the diverse geographical conditions of society have led to a digital divide in technology accessibility in Indonesian society, while the rapid development of technology demands equal distribution of capabilities and mastery of technology throughout the wider community. As an institution that is an information center, the role of libraries is very important in encouraging people to use information technology through digital inclusion. Libraries can carry out the role of digital inclusion through the provision of technology tools, freedom of access by the community. This study examines the role of libraries in digital inclusion with students as part of a community group. The research was carried out with a quantitative approach through the distribution of questionnaires, to determine student responses regarding the availability of information technology devices provided by the library, their accessibility and ability to utilize these facilities. The results of this study found that the information technology facilities provided by the library and the ease of access have helped students to get information sources easily and quickly. The provision of adequate information technology facilities and easy access to libraries has played a role in helping students to become more familiar with digital devices, so that they can adapt quickly to any existing technological developments.... Internet adalah salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang dengan sangat cepat dan mudah dijangkau oleh semua orang. Internet juga sebagai media informasi yang sangat dibutuhkan masyarakat luas tidak terkecuali mahasiswa dalam sebuah instansi pendidikan yang sangat membutuhkan jaringan internet untuk memenuhi kebutuhan tugas dan lainnya [1]. ...Cerah Ayunda PrawastiyoIndra HermawanPenggunaan internet di Indonesia khususnya di instansi pendidikan terutama perguruan tinggi yaitu mengandalkan internet untuk mencari kumpulan informasi dan referensi terkait dengan mata kuliah. Salah satu unit di sebuah perguruan tinggi yang menggunakan internet dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis website adalah perpustakaan Politeknik Negeri Jakarta PNJ. Website berperan penting untuk instansi sebagai acuan website yang baik salah satunya dapat dinilai dari sisi User Interface UI yang memiliki tampilan menarik dan User Experience UX untuk meningkatkan kenyamanan pengguna website. Dalam pengembangan front end website perpustakaan menggunakan metode User Centered Design UCD, framework bootstrap, bahasa pemrograman HTML5, CSS dan Javascript. Pada tahap evaluasi design dalam bentuk wireframe menggunakan metode System Usability Scale SUS mendapatkan skor 83, pengujian black box untuk mengukur fungsionalitas website mendapatkan hasil sesuai dengan skenario, pengujian User Experience Questionnaire UEQ untuk mengukur tingkat kenyamanan pengguna website mendapatkan hasil positif.... The internet in the library is also a necessity and allowing access to a wide range of information sources, both free and at a certain cost. The internet is used in the library as a means of searching for information and means of communication in services Wibawanto, 2018. During this pandemic, technology and internet facilities are needed to provide digital or online-based services so that libraries continue to function as sources of information in schools. ...Touku UmarNasrullah NasrullahThis study aims to determine the roles and obstacles of school librarians in providing services during the Covid-19. This descriptive study used a qualitative approach. The researchers selected 13 representatives of high schools, vocational high schools, and madrasah aliyah at the same level as public and private. The data were obtained through observations, interviews, and documentation. The study found that school librarians have provided certain library services during the Covid-19 pandemic, namely providing direct services by implementing health protocols, providing digital information sources or e-books, disseminating information via WhatsApp, improving and fixing library infrastructures. Meanwhile, the obstacles faced by school librarians were unpreparedness to face the pandemic, lack of technology facilities and internet access, lack of competency, and minimum library AlisaIngka Mutiara RambeSiti Nur HumairohYusniah YusniahThis research looks at information networks and information systems, as well as the challenges faced by information networks. Many things have been achieved in Indonesia through the use of information networks, one of which is a digital library; there are many facilities that can be used to serve and fulfill the wishes and needs of readers. The obstacle in building information networks in libraries is the lack of user knowledge in accessing libraries that currently use digital technology. There are still many human resources who do not want to work as IT in the library, as seen from the growth of the library's information network which is still limited. Keywords Libraries, Information Networks, Information Systems, Obstacles, Auxiliary AlisaIngka Mutiara RambeSiti Nur HumairohYusniah YusniahThis research looks at information networks and information systems, as well as the challenges faced by information networks. Many things have been achieved in Indonesia through the use of information networks, one of which is a digital library; there are many facilities that can be used to serve and fulfill the wishes and needs of readers. The obstacle in building information networks in libraries is the lack of user knowledge in accessing libraries that currently use digital technology. There are still many human resources who do not want to work as IT in the library, as seen from the growth of the library's information network which is still limited. Keywords Libraries, Information Networks, Information Systems, Obstacles, Auxiliary research aims to investigate internet utilization among undergraduate students S1 of Information Systems, Information Technology, Management, Accounting and D3 degree students of Business and Entrepreneurship. Extant internet facility in this study is utilization of University website by the students in accordance with their academic grades and assignments given by the lecturers. This research also focuses on determinant and constraint factors in choosing internet as media for information searching and browsing. The respondents for this study are students of Faculty of Economics and Faculty of Computer Science, Gunadarma University. From 1200 targeted respondents, only 41 students respond in the first stage and 140 in the second stage. Questionnaire is delivered using download mode in lecturer website. Respondents were grouped based on the study program, Statistical testing using SPSS indicates that the most frequent visited websites are education-related ones, whereas the most searched and browsed websites are the commercial and institutional ones. The most exploited menu in the University website is Studentsite. Pearson's chi-square test with significance degree = denotes a significant relationship between study program and students' confidence level of internet contribution to their study. Moreover, the levels of students' confidence vary among program SiregarInternet menawarkan alternatif baru dalam pemerolehan informasi dan sekaligus penyebarluasan informasi. Jika sebelumnya, informasi berbasis cetak merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang tersedia format baru dalam bentuk digital melalui Web. Koleksi bahan digital yang ditransmisikan secara elektronik dan disebut perpustakaan digital, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di lingkungan perguruan tinggi PT di Indonesia, ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh sivitas akademika yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer informasi di kalangan sivitas akademika dalam tingkat tertentu berubah karena produser dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui ReddickElliot KingReddick, Randy, dan Elliot King. Internet Untuk Wartawan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia, dalam konteks perpustakaanRoni RodhinRodhin, Roni. "Internet dalam konteks perpustakaan." Pustakaloka 3, no. 1 2011 Sumber Informasi Penting untuk Para ProfesionalSanjayaSanjaya. "Internet Sumber Informasi Penting untuk Para Profesional." Elektro Indonesia. 1, no. 3 1995.Teknologi Informasi sebagai Proses HumanisasiRicson SimarmataDan JonsonB S RajagukgukSimarmata, Ricson, dan Jonson BS Rajagukguk. "Teknologi Informasi sebagai Proses Humanisasi. Dalam." SupriyantoSupriyanto, Aji. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta Salemba Empat, Informasi Prospek Menuju Era GlobalisasiSyopiansyah SyampurnajayaSyampurnajaya, Syopiansyah. "Teknologi Informasi Prospek Menuju Era Globalisasi." 2000. Yuhefizar. "Tutorial Jaringan komputer." 2003. . 90 298 342 228 42 268 118 97